Diagnosis Rome IV untuk Gangguan Gastrointestinal Fungsional pada Anak dan Remaja
Pendahuluan
Gangguan gastrointestinal fungsional pada anak dan remaja merupakan kondisi yang sering terjadi dan dapat menimbulkan dampak signifikan terhadap kualitas hidup mereka. Diagnosis gangguan ini sering kali menantang karena tidak ada kelainan struktural yang jelas atau penyebab medis lainnya. Oleh karena itu, kriteria diagnosis yang jelas dan tepat sangat diperlukan untuk membantu dalam penanganan gangguan ini. Kriteria diagnosis Rome IV memberikan pedoman yang berguna untuk mengidentifikasi berbagai gangguan gastrointestinal fungsional yang dapat terjadi pada anak dan remaja, termasuk gangguan mual dan muntah fungsional, nyeri perut fungsional, dan gangguan defekasi fungsional.
Kriteria diagnosis ini berfokus pada gejala-gejala yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu, yang tidak dapat dijelaskan oleh kondisi medis lainnya setelah evaluasi medis yang tepat. Dengan memahami kriteria ini, para profesional medis dapat lebih mudah menentukan diagnosis yang akurat dan memberikan pengobatan yang sesuai untuk pasien yang mengalami gangguan gastrointestinal fungsional.
Kriteria Diagnosis Rome IV
- Sindrom Muntah Siklik
- Kriteria diagnosis untuk sindrom muntah siklik meliputi dua atau lebih episode mual dan muntah yang intens dan terus-menerus, berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari dalam periode 6 bulan.
- Episode ini bersifat stereotipikal pada setiap pasien dan dipisahkan oleh periode bebas gejala.
- Meskipun gejalanya berat, setelah evaluasi medis yang tepat, gejala ini tidak dapat dijelaskan oleh kondisi medis lainnya.
- Mual Fungsional dan Muntah Fungsional
- Mual Fungsional: Mual yang mengganggu dan terjadi setidaknya dua kali seminggu dalam dua bulan terakhir, tidak terkait dengan makanan, dan tidak disertai muntah. Setelah evaluasi medis, mual ini tidak dapat dijelaskan oleh kondisi medis lainnya.
- Muntah Fungsional: Muntah yang terjadi satu kali atau lebih per minggu tanpa adanya pemicu makan atau gangguan makan lainnya. Gejala ini tidak dapat dijelaskan oleh kondisi medis lainnya setelah evaluasi yang tepat.
- Sindrom Ruminas
- Sindrom ruminas ditandai dengan regurgitasi dan pengunyahan kembali makanan yang dimulai segera setelah makan dan tidak terjadi saat tidur.
- Gejala ini tidak disertai dengan usaha muntah dan setelah evaluasi medis, tidak ada kondisi medis lain yang dapat menjelaskan gejala tersebut.
- Aerofagia
- Aerofagia adalah menelan udara secara berlebihan yang menyebabkan distensi abdomen, sendawa berulang, dan peningkatan produksi gas.
- Gejala ini tidak dapat dijelaskan oleh kondisi medis lainnya setelah evaluasi yang tepat.
- Dispepsia Fungsional
- Dispepsia fungsional meliputi gejala seperti rasa kenyang setelah makan, cepat merasa kenyang, dan rasa sakit atau terbakar di perut bagian atas yang tidak terkait dengan defekasi.
- Gejala ini terjadi setidaknya empat kali sebulan dan tidak dapat dijelaskan oleh kondisi medis lainnya.
- Sindrom Usus Iritabel (IBS)
- Sindrom usus iritabel ditandai dengan nyeri perut yang terjadi setidaknya empat hari per bulan dan berhubungan dengan perubahan kebiasaan buang air besar, baik dalam frekuensi maupun bentuk tinja.
- Setelah evaluasi medis, gejala ini tidak dapat dijelaskan oleh kondisi medis lainnya.
- Migrain Perut
- Migrain perut melibatkan episode nyeri perut yang paroksismal dan intens, biasanya di sekitar umbilikus atau bagian tengah perut.
- Nyeri ini disertai dengan anoreksia, mual, muntah, sakit kepala, fotofobia, dan pucat, dan terjadi setidaknya dua kali dalam enam bulan.
- Konstipasi Fungsional
- Konstipasi fungsional ditandai dengan defekasi yang kurang dari dua kali seminggu, dengan gejala seperti tinja keras, kesulitan buang air besar, dan rasa sakit saat buang air besar.
- Gejala ini terjadi setidaknya satu bulan dan tidak dapat dijelaskan oleh kondisi medis lainnya.
- Inkontinensia Feses Nonretentif
- Inkontinensia feses nonretentif terjadi pada anak dengan usia perkembangan lebih dari empat tahun, dengan gejala buang air besar di tempat yang tidak sesuai dengan konteks sosial budaya, tanpa adanya retensi feses.
Kesimpulan
Kriteria diagnosis Rome IV memberikan panduan yang sangat penting dalam mendiagnosis gangguan gastrointestinal fungsional pada anak dan remaja. Dengan menggunakan kriteria ini, para profesional medis dapat lebih mudah mengidentifikasi kondisi-kondisi yang memengaruhi pencernaan dan kesejahteraan pasien, serta memberikan perawatan yang lebih tepat dan efektif. Hal ini juga dapat membantu mengurangi risiko komplikasi jangka panjang yang dapat timbul jika gangguan-gangguan ini tidak ditangani dengan baik.
Penting untuk dicatat bahwa diagnosis gangguan gastrointestinal fungsional memerlukan evaluasi medis yang menyeluruh untuk memastikan bahwa gejala yang dialami pasien tidak disebabkan oleh kondisi medis lain yang lebih serius. Evaluasi yang tepat akan memastikan bahwa pasien menerima diagnosis yang akurat dan pengobatan yang sesuai, yang dapat membantu mereka mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Ke depannya, penelitian lebih lanjut mengenai gangguan gastrointestinal fungsional pada anak dan remaja sangat penting untuk memperdalam pemahaman kita tentang kondisi-kondisi ini dan mengembangkan strategi pengobatan yang lebih efektif. Hal ini juga akan membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan gangguan ini dan cara-cara untuk mencegah atau mengurangi dampaknya pada pasien muda.
Daftar Pustaka
- Rasquin A, Di Lorenzo C, Forbes D, Guiraldes E, Hyams JS, Staiano A, Walker LS. Childhood functional gastrointestinal disorders: child/adolescent. Gastroenterology. 2006 Apr;130(5):1527-37. doi: 10.1053/j.gastro.2005.08.063. PMID: 16678566; PMCID: PMC7104693.
- Dhroove G, Chogle A, Saps M. A million-dollar work-up for ahdominal pain: is it worth it? J Pediatr Gastroenterol Nutr 2010;51:579–583.
- Faure C, Giguere L. Functional gastrointestinal disorders and visceral hypersensitivity in children and adolescents suffering from Crohn’s disease. Inflamm Bowel Dis 2008; 14:1569–1574.
- Zimmerman LA, Srinath AI, Goyal A, et al. The overlap of functional abdominal pain in pediatric Crohn’s disease. Inflamm Bowel Dis 2013;19:826–831. []
- Saps M, Nichols-Vinueza DX, Rosen JM, et al. Prevalence of functional gastrointestinal disorders in Colombian School children. J Pediatr 2014;164:542–545.e1.
Leave a Reply