Sandiaz Yudhasmara, Widodo Judarwanto
Gangguan gastrointestinal fungsional (FGID) pada anak dan remaja merupakan masalah kesehatan yang umum ditemukan di praktik klinis. Meskipun tidak ada kelainan organik yang terdeteksi, gejala-gejala gastrointestinal seperti nyeri perut, mual, dan muntah dapat sangat mengganggu kualitas hidup anak dan remaja. Pada awalnya, diagnosis FGID hanya dapat ditegakkan setelah mengesampingkan kemungkinan penyakit organik, namun dengan perkembangan penelitian dan perubahan dalam kriteria Rome IV, diagnosis FGID kini dapat dilakukan berdasarkan gejala yang dialami pasien. Proses perubahan ini terjadi selama dua dekade terakhir dan merupakan bagian dari evolusi yang signifikan dalam pemahaman tentang FGID pada anak dan remaja.
Kriteria Rome IV memberikan pedoman yang lebih jelas dalam mendiagnosis FGID pada anak dan remaja, dengan menghapus persyaratan bahwa tidak ada bukti penyakit organik. Sebagai gantinya, kriteria ini menyatakan bahwa setelah evaluasi medis yang tepat, gejala-gejala tersebut tidak dapat dikaitkan dengan kondisi medis lain. Perubahan ini memungkinkan para klinisi untuk melakukan tes selektif atau bahkan tidak melakukan tes sama sekali dalam mendukung diagnosis FGID. Selain itu, FGID juga dapat terjadi bersamaan dengan kondisi medis lain yang menyebabkan gejala gastrointestinal, seperti penyakit radang usus. Dalam kriteria Rome IV, beberapa gangguan baru seperti mual fungsional dan muntah fungsional diperkenalkan, dan istilah “gangguan gastrointestinal fungsional terkait nyeri perut” diganti dengan “gangguan nyeri perut fungsional”.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang kriteria Rome IV untuk FGID pada anak dan remaja, termasuk klasifikasi gangguan, perubahan dalam kriteria diagnosis, serta pengelolaan yang disarankan berdasarkan pedoman terbaru.
Tabel Gangguan Gastrointestinal Fungsional pada Anak dan Remaja
Kategori Gangguan | Gangguan | Subkategori |
---|---|---|
Gangguan Mual dan Muntah Fungsional | Sindrom Muntah Siklik (CVS) | – |
Mual Fungsional dan Muntah Fungsional | – | |
Sindrom Ruminasia | – | |
Aerofagia | – | |
Gangguan Nyeri Perut Fungsional | Dispepsia Fungsional | – |
Sindrom Usus Iritabel (IBS) | – | |
Migrain Perut | – | |
Nyeri Perut Fungsional – Tidak Terspesifikasi | – | |
Gangguan Defekasi Fungsional | Konstipasi Fungsional | – |
Inkontinensia Fekal Nonretensif | – |
tabel yang menggambarkan beberapa gangguan gastrointestinal fungsional pada anak-anak dan remaja, beserta gejala-gejalanya:
Kategori | Gangguan | Gejala |
---|---|---|
Gangguan Mual dan Muntah Fungsional | Sindrom Muntah Siklik | Muntah berulang yang terjadi dalam siklus dengan periode bebas gejala antara episode. Biasanya dimulai pada usia anak-anak atau remaja. |
Mual Fungsional dan Muntah Fungsional | Mual kronis atau berulang tanpa penyebab organik yang jelas, bisa disertai muntah tanpa adanya masalah medis yang mendasari. | |
Sindrom Ruminas | Muntah berulang yang terjadi tanpa rasa mual, dengan makanan yang kembali ke mulut setelah ditelan, tanpa adanya penyebab medis yang jelas. | |
Aerofagia | Menelan udara berlebihan yang menyebabkan perut kembung, bersendawa berlebihan, atau rasa tidak nyaman di perut. | |
Gangguan Nyeri Perut Fungsional | Dispepsia Fungsional | Rasa nyeri atau tidak nyaman di perut bagian atas, biasanya disertai rasa penuh, kembung, atau mual tanpa penyebab organik yang jelas. |
Sindrom Usus Iritabel (IBS) | Nyeri perut yang berhubungan dengan perubahan kebiasaan buang air besar (sembelit atau diare), kembung, dan ketidaknyamanan perut. | |
Migrain Perut | Nyeri perut yang mirip dengan migrain kepala, sering disertai dengan mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya atau suara. | |
Nyeri Perut Fungsional – Tidak Tertentu | Nyeri perut yang tidak dapat dikategorikan dalam gangguan lain, seringkali tanpa adanya penyebab yang jelas atau diagnosis yang pasti. | |
Gangguan Defekasi Fungsional | Konstipasi Fungsional | Sembelit yang berlangsung lama tanpa adanya kelainan struktural atau fisiologis pada saluran pencernaan. Biasanya disertai dengan tinja keras. |
H3b. Inkontinensia Feses Nonretentif | Kehilangan kontrol terhadap buang air besar tanpa penyebab fisik yang jelas, meskipun anak tidak mengalami sembelit atau masalah pada otot anus. |
Tabel ini memberikan gambaran tentang gangguan gastrointestinal fungsional yang umum pada anak-anak dan remaja, bersama dengan gejala-gejala yang sering ditemukan pada masing-masing kondisi.
Pembahasan
Dalam kriteria Rome IV, gangguan gastrointestinal fungsional pada anak dan remaja dikelompokkan menjadi beberapa kategori utama, termasuk gangguan mual dan muntah fungsional, gangguan nyeri perut fungsional, dan gangguan defekasi fungsional. Salah satu perubahan penting dalam kriteria Rome IV adalah pengenalan gangguan mual fungsional dan muntah fungsional sebagai entitas yang terpisah. Sebelumnya, gangguan ini tidak memiliki pengakuan yang jelas dalam kriteria Rome III, yang lebih fokus pada nyeri perut terkait gangguan gastrointestinal. Selain itu, istilah “gangguan nyeri perut terkait gastrointestinal fungsional” kini diganti dengan “gangguan nyeri perut fungsional”, dengan penambahan istilah baru seperti “nyeri perut fungsional – tidak terspesifikasi” untuk menggambarkan anak-anak yang tidak memenuhi kriteria gangguan tertentu.
Salah satu gangguan yang paling banyak diteliti adalah Sindrom Muntah Siklik (CVS), yang memiliki prevalensi komunitas antara 0,2% hingga 1,0% berdasarkan kriteria Rome III. Sindrom ini biasanya dimulai pada usia 3,5 hingga 7 tahun, meskipun dapat muncul pada usia yang lebih muda atau lebih tua. Dalam kriteria Rome IV, penekanan diberikan pada serangan yang bersifat stereotipikal bagi pasien individu dan berlangsung dalam periode enam bulan, dengan gejala utama berupa muntah, bukan nyeri perut. Perubahan ini bertujuan untuk memberikan pedoman yang lebih jelas dalam mendiagnosis CVS, yang sebelumnya dapat membingungkan karena adanya gejala yang mirip dengan gangguan gastrointestinal lainnya.
Selain itu, gangguan seperti dispepsia fungsional, sindrom usus iritabel (IBS), dan migrain perut juga termasuk dalam kategori gangguan nyeri perut fungsional. Kriteria Rome IV menyarankan untuk mengelompokkan pasien berdasarkan gejala dominan yang mereka alami, seperti nyeri perut yang lebih dominan dibandingkan dengan gejala lainnya. Hal ini memungkinkan diagnosis yang lebih tepat dan penanganan yang lebih terarah.
Penutup
Gangguan gastrointestinal fungsional pada anak dan remaja merupakan masalah yang kompleks dan seringkali sulit didiagnosis karena tidak adanya kelainan organik yang jelas. Dengan perubahan yang dilakukan dalam kriteria Rome IV, diagnosis FGID kini dapat dilakukan dengan lebih tepat berdasarkan gejala yang dialami pasien, tanpa harus mengesampingkan kemungkinan gangguan medis lain yang mungkin terjadi bersamaan. Perubahan ini memungkinkan penggunaan tes selektif atau bahkan tidak perlu tes sama sekali dalam mendukung diagnosis.
Penting bagi para profesional kesehatan untuk memahami kriteria Rome IV yang baru dan menerapkannya dalam praktik klinis. Pengelolaan FGID harus bersifat komprehensif, melibatkan pendekatan medis yang sesuai dengan jenis gangguan yang dialami pasien, serta mempertimbangkan faktor psikososial yang dapat memengaruhi gejala gastrointestinal. Selain itu, edukasi kepada orang tua dan pasien mengenai kondisi ini sangat penting untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan terhadap pengelolaan jangka panjang.
Penelitian lebih lanjut mengenai prevalensi dan faktor risiko FGID pada anak dan remaja sangat diperlukan untuk memperdalam pemahaman kita tentang gangguan ini. Penelitian yang melibatkan aspek psikologis, genetik, dan lingkungan dapat memberikan wawasan lebih lanjut dalam pengembangan terapi yang lebih efektif dan tepat sasaran
- Daftar Pustaka
- Rasquin A, Di Lorenzo C, Forbes D, Guiraldes E, Hyams JS, Staiano A, Walker LS. Childhood functional gastrointestinal disorders: child/adolescent. Gastroenterology. 2006 Apr;130(5):1527-37. doi: 10.1053/j.gastro.2005.08.063. PMID: 16678566; PMCID: PMC7104693.
- 1.Dhroove G, Chogle A, Saps M. A million-dollar work-up for ahdominal pain: is it worth it? J Pediatr Gastroenterol Nutr 2010;51:579–583.
- 2.Faure C, Giguere L. Functional gastrointestinal disorders and visceral hypersensitivity in children and adolescents suffering from Crohn’s disease. Inflamm Bowel Dis 2008; 14:1569–1574.
- 3.Zimmerman LA, Srinath AI, Goyal A, et al. The overlap of functional abdominal pain in pediatric Crohn’s disease. Inflamm Bowel Dis 2013;19:826–831. []
- 4.Saps M, Nichols-Vinueza DX, Rosen JM, et al. Prevalence of functional gastrointestinal disorders in Colombian School children. J Pediatr 2014;164:542–545.e1.
- 5.Fitzpatrick E, Bourke B, Drumm B, et al. The incidence of cyclic vomiting syndrome in children: population-based study. Am J Gastroenterol 2008;103:991–995; quiz 996.
- 6.Li BU, Lefevre F, Chelimsky GG, et al. North American Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition consensus statement on the diagnosis and management of cyclic vomiting syndrome. J Pediatr Gastroenterol Nutr 2008;47:379–393.
- 7.Slutsker B, Konichezky A, Gothelf D. Breaking the cycle: cognitive behavioral therapy and biofeedback training in a case of cyclic vomiting syndrome. Psychol Health Med 2010;15:625–631.
- 8.Boles RG, Lovett-Barr MR, Preston A, et al. Treatment of cyclic vomiting syndrome with co-enzyme Q10 and amitriptyline, a retrospective study. BMC Neurol 2010; 10:10.
Leave a Reply