Pemberian antibiotika pada neonatus merupakan aspek penting dalam penanganan infeksi yang berpotensi mengancam jiwa, seperti sepsis neonatal, pneumonia, dan meningitis. Sistem imun neonatus yang masih belum matang membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi bakteri, terutama yang diperoleh dari ibu saat persalinan atau dari lingkungan rumah sakit. Oleh karena itu, pemilihan antibiotika harus mempertimbangkan jenis patogen yang umum pada periode neonatal, serta faktor risiko seperti prematuritas dan riwayat infeksi maternal.
Penggunaan antibiotika pada neonatus harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari efek samping dan resistensi antimikroba. Dosis dan frekuensi pemberian disesuaikan dengan usia gestasi dan berat badan bayi, mengingat metabolisme obat pada neonatus berbeda dengan bayi yang lebih besar atau anak-anak. Beberapa antibiotika seperti aminoglikosida dan vancomycin memerlukan pemantauan kadar serum untuk mencegah toksisitas ginjal dan ototoksisitas. Selain itu, pemilihan antibiotika yang tepat harus mempertimbangkan kemungkinan efek samping, seperti risiko hiperbilirubinemia pada penggunaan ceftriakson atau gangguan flora usus akibat terapi antibiotik jangka panjang.
15 Antibiotika yang sering digunakan untuk Noonatus, termasuk jenis obat, dosis, rute pemberian, dan efek sampingnya:
No | Jenis Antibiotika | Dosis (mg/kgBB) | Rute Pemberian | Efek Samping |
---|---|---|---|---|
1 | Ampisilin | 50-100 mg/kg/dosis tiap 12 jam | IV/IM | Ruam, diare, reaksi alergi |
2 | Gentamisin | 4-5 mg/kg tiap 24-48 jam | IV/IM | Nefrotoksisitas, ototoksisitas |
3 | Cefotaksim | 50 mg/kg tiap 8-12 jam | IV | Diare, kolitis pseudomembran, alergi |
4 | Ceftriakson | Tidak dianjurkan untuk neonatus <28 hari | IV | Ikterus, kalsium-ceftriakson presipitasi |
5 | Vancomycin | 10-15 mg/kg tiap 12 jam | IV | Nefrotoksisitas, sindrom red man |
6 | Meropenem | 20 mg/kg tiap 8-12 jam | IV | Diare, kejang, hepatotoksisitas |
7 | Piperasilin-Tazobaktam | 50-100 mg/kg tiap 8 jam | IV | Hipersensitivitas, gangguan hati |
8 | Amikasin | 10-15 mg/kg tiap 24 jam | IV/IM | Nefrotoksisitas, ototoksisitas |
9 | Clindamycin | 5 mg/kg tiap 8 jam | IV/PO | Diare, kolitis pseudomembran |
10 | Metronidazol | 7.5 mg/kg tiap 8 jam | IV/PO | Mual, neuropati perifer |
11 | Linezolid | 10 mg/kg tiap 8-12 jam | IV/PO | Trombositopenia, anemia |
12 | Ceftazidime | 50 mg/kg tiap 8-12 jam | IV | Reaksi alergi, diare |
13 | Aztreonam | 30 mg/kg tiap 8-12 jam | IV | Ruam, neutropenia |
14 | Ciprofloxacin | Jarang digunakan, kecuali indikasi khusus | IV/PO | Gangguan tendon, diare |
15 | Rifampisin | 10 mg/kg sekali sehari | IV/PO | Hepatotoksisitas, pewarnaan urin merah |
Catatan:
- Dosis dapat bervariasi tergantung usia gestasi dan kondisi klinis.
- Ceftriakson dihindari pada neonatus karena risiko hiperbilirubinemia dan presipitasi dengan kalsium.
- Aminoglikosida (Gentamisin, Amikasin) harus dipantau kadar darahnya untuk mencegah toksisitas.
Penutup
Pemberian antibiotika pada neonatus memerlukan pendekatan yang cermat berdasarkan indikasi klinis, pemantauan efek samping, serta prinsip rasional dalam penggunaannya untuk mencegah resistensi bakteri. Kolaborasi antara dokter anak, neonatologis, dan farmasis sangat penting dalam menentukan pilihan terapi yang aman dan efektif. Dengan pendekatan yang tepat, penggunaan antibiotika dapat membantu menyelamatkan nyawa neonatus tanpa meningkatkan risiko komplikasi jangka panjang.
Leave a Reply