Sandiaz Yudhasmara
Astigmatisme adalah kelainan refraksi mata yang terjadi akibat bentuk kornea atau lensa mata yang tidak simetris, sehingga cahaya yang masuk tidak terfokus dengan baik pada retina. Kondisi ini menyebabkan penglihatan menjadi buram atau terdistorsi, baik untuk objek dekat maupun jauh. Astigmatisme adalah salah satu gangguan penglihatan yang umum terjadi pada anak-anak dan remaja, sering kali bersamaan dengan miopia (rabun jauh) atau hipermetropia (rabun dekat).
Pada anak-anak, astigmatisme sering kali tidak terdiagnosis karena mereka mungkin tidak menyadari bahwa penglihatan mereka buram. Jika tidak ditangani, astigmatisme dapat memengaruhi kemampuan belajar, performa olahraga, dan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin, terutama jika terdapat riwayat keluarga dengan kelainan refraksi.
Dengan kemajuan teknologi optik dan medis, astigmatisme dapat dikelola dengan berbagai metode, mulai dari kacamata hingga prosedur bedah refraktif. Pemahaman yang baik tentang tanda dan gejala astigmatisme dapat membantu orang tua dan pendidik mengenali masalah ini lebih awal dan memastikan anak mendapatkan perawatan yang tepat.
Penyebab Astigmatisme
- Bentuk Kornea Tidak Normal: Kornea berbentuk oval atau tidak simetris adalah penyebab utama astigmatisme.
- Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan astigmatisme meningkatkan risiko pada anak.
- Cedera Mata: Trauma pada mata dapat menyebabkan perubahan bentuk kornea.
- Penyakit Mata: Kondisi seperti keratoconus (penipisan kornea) dapat memicu astigmatisme.
- Pasca Operasi Mata: Prosedur bedah tertentu dapat mengubah bentuk kornea.
Tanda dan Gejala Astigmatisme Tanda dan gejala astigmatisme dapat berbeda berdasarkan usia anak. Berikut adalah tabel tanda dan gejala berdasarkan usia:
Usia Anak | Tanda dan Gejala |
---|---|
Bayi | Kesulitan fokus pada objek, sering menggosok mata, tidak merespons terhadap benda yang jauh. |
Balita | Sering memiringkan kepala untuk melihat, mendekatkan benda ke wajah, sulit mengenali orang dari jarak jauh. |
Anak Usia Sekolah | Kesulitan membaca papan tulis, sering mengeluh sakit kepala atau mata lelah, penglihatan buram saat membaca buku. |
Remaja | Penglihatan terdistorsi atau buram, kesulitan melihat jelas saat olahraga, sering merasa mata tegang. |
Penanganan Astigmatisme
- Kacamata: Lensa silindris digunakan untuk mengoreksi kelainan refraksi akibat astigmatisme.
- Lensa Kontak: Lensa kontak torik dapat memberikan penglihatan yang lebih tajam dibandingkan kacamata pada beberapa kasus.
- Terapi Penglihatan: Latihan mata khusus untuk membantu memperbaiki fungsi visual, terutama jika astigmatisme menyebabkan amblyopia.
- Operasi Refraktif: Prosedur seperti LASIK atau PRK dapat memperbaiki bentuk kornea pada pasien yang memenuhi syarat.
- Pemeriksaan Mata Rutin: Penting untuk memantau perkembangan astigmatisme, terutama pada anak-anak yang sedang tumbuh.
Penutup Astigmatisme pada anak dan remaja adalah kondisi yang dapat dikelola dengan baik jika dideteksi dini. Pemeriksaan mata secara rutin, terutama pada anak-anak dengan riwayat keluarga atau gejala mencurigakan, sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Dengan pengelolaan yang tepat, anak-anak dengan astigmatisme dapat menikmati kualitas hidup yang baik tanpa gangguan penglihatan yang signifikan.
Daftar Pustaka
- Grosvenor, T. (2007). Primary Care Optometry. Butterworth-Heinemann.
- Read, S. A., et al. (2007). Astigmatism: Its prevalence, etiology, and clinical implications. Ophthalmic and Physiological Optics, 27(1), 2-15.
- American Academy of Ophthalmology. (2021). Astigmatism: Causes, Symptoms, and Treatment. AAO Guidelines.
- Zadnik, K., et al. (2003). Normal eye growth and the etiology of refractive errors. Optometry and Vision Science, 80(3), 225-236.
- Walline, J. J., et al. (2011). The impact of uncorrected astigmatism on childhood development. Optometry and Vision Science, 88(2), 181-187.
Leave a Reply