DOKTERPEDIATRI

Parenting Cermat, Anak Sehat

Kapan & Bagaimana Membicarakan Seks dengan Anak Anda

Audi Yudhasmara, Widodo Judarwanto

Membicarakan seks dengan anak sebaiknya dimulai sejak dini dengan pendekatan yang sesuai usia dan berkembang seiring waktu. Saat anak masih kecil, pembicaraan dapat dimulai dengan mengenalkan anatomi tubuh dan konsep privasi, misalnya tentang bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain. Seiring bertambahnya usia, diskusi bisa mencakup perubahan tubuh saat pubertas, hubungan sehat, serta nilai-nilai moral dan agama terkait seksualitas. Orang tua sebaiknya menciptakan suasana yang terbuka dan nyaman agar anak merasa aman untuk bertanya dan berdiskusi tanpa rasa takut atau malu.

Ketika anak menginjak remaja, pembicaraan harus lebih mendalam, mencakup risiko kesehatan, tanggung jawab dalam berhubungan, serta dampak emosional dan sosial dari aktivitas seksual. Gunakan pendekatan yang jujur dan berbasis ilmu, dengan tetap menanamkan nilai-nilai keluarga. Jika orang tua kesulitan membahas topik ini, mencari bantuan dari buku, konselor, atau pemuka agama bisa menjadi solusi. Yang terpenting, komunikasi harus berlangsung secara terus-menerus, bukan hanya dalam satu percakapan, sehingga anak dapat memahami seksualitas dengan cara yang sehat dan bertanggung jawab.

Seksualitas adalah bagian dari kehidupan setiap orang, berapa pun usianya. Saat anak  tumbuh dan berkembang, mereka mungkin akan mulai menunjukkan ketertarikan terhadap tubuh mereka sendiri, bertanya tentang hubungan, atau mencari informasi dari teman dan media. Keingintahuan ini adalah hal yang wajar, dan sebagai orang tua, Anda perlu siap untuk menjawabnya dengan jujur dan terbuka.

Kapan Harus Memulai Pembicaraan?

Tidak ada usia yang terlalu dini untuk mulai membicarakan seksualitas dengan anak. Namun, informasi yang diberikan harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan pemahaman mereka:

  1. Usia 18 bulan – 3 tahun:
  • Ajarkan nama-nama bagian tubuh yang benar.
  • Kenalkan konsep bagian tubuh yang bersifat pribadi.
  • Ajarkan tentang otonomi tubuh dan pentingnya meminta izin sebelum menyentuh orang lain.
  1. Usia 4 – 5 tahun:
  • Anak mulai bertanya tentang asal-usul bayi.
  • Jelaskan dengan cara yang sederhana bahwa bayi tumbuh di dalam perut ibu dan lahir melalui proses yang alami.
  • Pastikan mereka memahami konsep batasan dalam menyentuh tubuh sendiri dan orang lain.
  1. Usia 5 – 7 tahun:
  • Anak mulai memahami hubungan antara seksualitas dan kehamilan.
  • Gunakan bahasa yang jelas dan jujur untuk menjelaskan bagaimana bayi dikandung.
  • Mulai kenalkan konsep persetujuan dan batasan pribadi.
  1. Usia 8 – 9 tahun:
  • Anak sudah bisa memahami bahwa hubungan seksual terjadi antara dua orang yang saling menyetujui.
  • Jelaskan tentang pubertas, perubahan fisik, dan emosi yang akan mereka alami.
  • Kenalkan informasi tentang menstruasi dan ereksi.
  1. Usia 10 tahun ke atas:
  • Diskusikan topik yang lebih kompleks seperti kontrasepsi, infeksi menular seksual (IMS), dan persetujuan.
  • Beri mereka pemahaman tentang hubungan sehat dan respek terhadap pasangan.
  • Bantu mereka memahami orientasi seksual dan identitas gender dengan cara yang inklusif dan penuh empati.

Bagaimana Cara Membicarakannya?

Menggunakan Momen yang Dapat Diajarkan

Momen sehari-hari bisa menjadi kesempatan yang tepat untuk membicarakan seksualitas, misalnya:

  • Saat mandi, untuk mengenalkan bagian tubuh.
  • Saat ada kehamilan dalam keluarga, untuk menjelaskan tentang kelahiran.
  • Saat menonton televisi, untuk mendiskusikan hubungan dan perilaku sehat.

Manfaatkan momen ini secara alami tanpa memberi kesan bahwa topik ini tabu atau memalukan.

Menjawab Pertanyaan Anak dengan Tepat

Ketika anak mulai bertanya tentang seks, berikut adalah beberapa panduan:

  • Jangan tertawa atau mengejek agar mereka tidak merasa malu dengan rasa ingin tahu mereka.
  • Tetap tenang dan terbuka untuk menunjukkan bahwa ini adalah topik yang bisa didiskusikan.
  • Bersikaplah singkat dan jelas, gunakan bahasa yang sederhana sesuai usia mereka.
  • Bersikap jujur, berikan informasi yang akurat dan gunakan nama yang tepat untuk bagian tubuh.
  • Tanyakan kembali apakah jawaban Anda sudah cukup atau mereka ingin tahu lebih lanjut.
  • Dengarkan reaksi anak dan beri ruang untuk diskusi lanjutan.
  • Bersiap untuk mengulang informasi karena anak mungkin membutuhkan waktu untuk memahami.

Jika Anda merasa tidak nyaman berbicara tentang seks, jujurlah pada anak Anda dan pertimbangkan untuk meminta bantuan dari orang yang dipercaya atau profesional seperti dokter anak.

Menanamkan Nilai dan Kesadaran

Berbicara tentang seksualitas bukan hanya tentang memberikan informasi biologis, tetapi juga tentang menanamkan nilai-nilai keluarga dan moral. Beberapa hal yang perlu ditekankan adalah:

  • Pentingnya persetujuan dalam setiap interaksi fisik.
  • Pentingnya hubungan yang sehat dan saling menghormati.
  • Pemahaman tentang konsekuensi dari hubungan seksual.
  • Mengenali batasan diri dan hak orang lain.

Kesimpulan

Membicarakan seks dengan anak adalah bagian penting dari pendidikan mereka. Dengan memulai percakapan sejak dini dan memberikan informasi yang sesuai dengan usia, Anda dapat membantu mereka memahami tubuh, emosi, dan hubungan dengan cara yang sehat dan positif. Jadilah sumber informasi utama bagi anak Anda agar mereka tidak mencari jawaban dari sumber yang kurang terpercaya. Dengan komunikasi yang terbuka dan penuh empati, anak akan lebih siap untuk menghadapi perubahan dalam hidup mereka dengan percaya diri dan tanggung jawab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *