Perkembangan bahasa pada bayi merupakan salah satu aspek penting dalam pertumbuhan kognitif dan sosial mereka. Sejak lahir, bayi mulai mengenali suara di sekitarnya, terutama suara manusia, yang memiliki peran penting dalam stimulasi awal kemampuan berkomunikasi. Penelitian menunjukkan bahwa bayi sudah mampu membedakan suara ibunya dari suara lain dalam beberapa hari setelah kelahiran, dan respons mereka terhadap suara dapat berdampak pada perkembangan bahasa di masa depan (Kuhl, 2021). Pemahaman tentang tahapan perkembangan pendengaran dan bicara bayi dapat membantu orang tua dan pengasuh dalam memberikan stimulasi yang tepat untuk mengoptimalkan keterampilan berbahasa mereka.
Pada bulan-bulan pertama kehidupan, bayi mulai mengembangkan keterampilan mendengar dan meniru suara, yang menjadi dasar bagi perkembangan bahasa mereka di kemudian hari. Studi neuropsikologi menunjukkan bahwa interaksi yang kaya dengan orang tua, seperti berbicara dengan nada tinggi dan menggunakan ekspresi wajah yang berlebihan, membantu bayi dalam mempelajari struktur bahasa (Werker & Hensch, 2015). Oleh karena itu, memahami bagaimana bayi bereaksi terhadap suara, meniru bunyi, dan berlatih berbicara sangat penting dalam mendukung perkembangan komunikasi mereka.
Perkembangan Pendengaran dan Bicara
Antara usia satu hingga tiga bulan, bayi mulai menunjukkan respons yang semakin kompleks terhadap suara. Mereka akan tersenyum saat mendengar suara orang tua dan menoleh ke arah sumber suara. Selain itu, bayi mulai mengoceh dan meniru beberapa suara sebagai bentuk eksplorasi awal terhadap komunikasi verbal. Studi menunjukkan bahwa bayi memiliki preferensi alami terhadap suara manusia dibandingkan dengan suara lingkungan lainnya, terutama suara dengan nada tinggi, yang sering digunakan oleh orang tua secara intuitif saat berbicara dengan bayi mereka (Feldman, 2020). Respons ini menunjukkan bahwa komunikasi antara bayi dan orang tua bukan hanya sebatas rangsangan pasif, tetapi juga melibatkan mekanisme pembelajaran aktif yang berdampak pada perkembangan kognitif jangka panjang.
Pada usia dua hingga empat bulan, bayi mulai mengembangkan interaksi dua arah dengan orang tua melalui suara dan ekspresi wajah. Mereka akan merespons percakapan dengan senyuman, gumaman, dan ekspresi wajah yang menandakan keterlibatan emosional. Studi neurobiologi menunjukkan bahwa pengalaman mendengar suara manusia sejak dini dapat membentuk jalur saraf di otak yang berperan dalam pemrosesan bahasa (Hirsh-Pasek et al., 2022). Interaksi yang kaya akan bahasa, seperti membacakan buku atau berbicara dengan penuh ekspresi, membantu bayi memahami konsep dasar komunikasi, termasuk giliran berbicara dan intonasi.
Kesimpulan
Tahapan perkembangan pendengaran dan bicara pada bayi merupakan fondasi penting bagi kemampuan bahasa mereka di masa depan. Respons bayi terhadap suara, kemampuan meniru bunyi, dan interaksi verbal awal merupakan bagian dari mekanisme pembelajaran bahasa yang sangat kompleks. Penelitian menunjukkan bahwa stimulasi verbal yang kaya dari orang tua dan lingkungan berperan dalam membentuk keterampilan komunikasi yang lebih baik di masa depan. Oleh karena itu, memahami dan mendukung perkembangan bahasa bayi sejak dini dengan cara berbicara, bernyanyi, dan membaca bersama mereka sangatlah penting dalam membantu perkembangan kognitif dan sosial mereka.
Daftar Pustaka
- Kuhl PK. Early language learning and the social brain. Neuron. 2021;109(6):764-776.
- Werker JF, Hensch TK. Critical periods in speech perception: New directions. Annual Review of Psychology. 2015;66:173-196.
- Feldman R. The neurobiology of human attachments. Trends in Cognitive Sciences. 2020;24(5):325-339.
- Hirsh-Pasek K, Golinkoff RM, Berk L. The power of talk: Impact of caregiver-child interactions on language development. Child Development Perspectives. 2022;16(1):25-31.
Leave a Reply