Review Jurnal Ilmiah
Judul: Pediatric Vision Screening
Penulis: Priyanka Rao, MD; Kori B. Flower, MD, MS, MPH; Katherine A. Jordan, MD
Sumber: Pediatrics Review (2024) 45 (12): 726–728.
DOI: https://doi.org/10.1542/pir.2024-006428Priyanka Raohttps://doi.org/10.1542/pir.2024-006428 Kori B. Flower Katherine A. Jordan; Pediatric Vision Screening. Pediatr Rev December 2024; 45 (12): 726–728.
Jurnal ini membahas pentingnya skrining penglihatan pada anak sebagai upaya deteksi dini terhadap kondisi yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan, termasuk ambliopia. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan asesmen penglihatan sejak lahir dan selama pemeriksaan kesehatan rutin. Skrining dini sebelum usia 7 tahun dapat mengurangi risiko kebutaan hingga setengahnya.
Tujuan Penelitian
Tujuan utama jurnal ini adalah untuk menyoroti pentingnya deteksi dini gangguan penglihatan pada anak-anak melalui skrining penglihatan yang dilakukan secara berkala. Artikel ini juga membahas metode skrining yang direkomendasikan dan tantangan yang dihadapi dalam implementasinya.
Metode
Jurnal ini bersifat tinjauan literatur yang mengacu pada rekomendasi AAP dan praktik klinis terkait skrining penglihatan pada anak. Skrining terdiri dari beberapa komponen, antara lain:
- Riwayat medis
- Pemeriksaan fisik
- Tes ketajaman visual
- Skrining berbasis instrumen
Karena tantangan dalam mendapatkan kerja sama penuh dari anak kecil dan bayi, pendekatan multifaktorial ini dianggap paling efektif dalam mendeteksi gangguan penglihatan secara dini.
Hasil dan Pembahasan
Artikel ini menegaskan bahwa skrining penglihatan harus dilakukan sejak periode neonatal dan berlanjut sepanjang masa kanak-kanak hingga remaja. Dengan melakukan skrining secara rutin, berbagai gangguan penglihatan dapat dideteksi lebih awal, sehingga intervensi yang tepat dapat segera diberikan. Ambliopia menjadi salah satu kondisi yang paling dapat dicegah jika dideteksi sebelum usia 7 tahun.
Jurnal ini juga menyoroti bahwa riwayat medis dapat membantu mengidentifikasi anak yang berisiko mengalami gangguan penglihatan. Namun, banyak anak kecil dan bayi yang belum mampu mengungkapkan permasalahan penglihatan mereka, sehingga penting untuk mengombinasikan pemeriksaan fisik dan alat skrining berbasis instrumen guna meningkatkan akurasi deteksi.
Kesimpulan
Skrining penglihatan merupakan langkah penting dalam deteksi dini gangguan penglihatan pada anak-anak. Artikel ini mendukung rekomendasi AAP untuk melakukan skrining sejak lahir dan secara berkala hingga masa remaja. Tantangan utama dalam skrining penglihatan pada anak kecil adalah keterbatasan dalam kerja sama selama pemeriksaan, namun pendekatan multifaktorial dapat meningkatkan efektivitas deteksi dini.
Kelebihan dan Kelemahan Jurnal
Kelebihan:
- Artikel ini berbasis bukti ilmiah dengan mengacu pada rekomendasi resmi AAP.
- Memberikan panduan jelas tentang metode skrining yang dapat digunakan.
- Menyoroti pentingnya skrining dini dalam mencegah kehilangan penglihatan yang dapat dicegah.
Kelemahan:
- Tidak mencantumkan data statistik terbaru mengenai efektivitas berbagai metode skrining yang digunakan.
- Tidak membahas secara rinci perbedaan efektivitas metode skrining berbasis instrumen dibandingkan dengan pemeriksaan manual.
Rekomendasi
- Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi efektivitas spesifik dari berbagai metode skrining berbasis instrumen.
- Skrining harus dipermudah dengan teknologi yang lebih adaptif terhadap anak kecil untuk meningkatkan kerja sama selama pemeriksaan.
- Program edukasi kepada orang tua dan tenaga medis harus diperluas agar pentingnya skrining penglihatan lebih dipahami dan diterapkan secara konsisten.
Dengan memahami urgensi skrining penglihatan pada anak, diharapkan lebih banyak tenaga medis dan orang tua yang terlibat dalam deteksi dini gangguan penglihatan untuk mencegah kebutaan yang dapat dicegah.
Leave a Reply